IT IS MY CAR

tapi rahasia loh

I am ON CAR

Sebuah kenyamanan berkendara.

SEBUAH KEMEWAHAN DAN KEANGGUNAN

Sempurna dengan berbagai fitur lengkapnya.

KECANGGIHAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN

Memberikan kenyamanan yang sesungguhnya.

DENGAN MESIN YANG BERTEKNOLOGI TINGGI

Memberi akselerasi yang maksimal

Jumat, 05 Oktober 2012

Metodologi Ekonomi Islam

Tujuan metodologi
 Membantu mencari kebenaran.

Islam menyakini dua sumber kebenaran mutlak yaitu Alqur’an dan Sunnah. Yang akan mendasari pengetahuan dan kemampuan manusia dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Proses pengambilan keputusan inilah yang disebut sebagai rasioalitas Islam
keuangan dan pasar kekayaan riil akan menyebabkan kreditor dan investor melakukan transaksi dalam suatu pasar tunggal dan integrasi

Konsep Rasionalitas Islam
Dalam pengambilan keputusan ekonomi, setiap pelaku selalu berpikir, bertindak dan bersikap secara rasional. Terminologi rasionalitas dibangun atas dasar kaidah-kaidah logika yang ada, dan oleh karenanya dapat diterimaakal, maka hal ini dapat dianggap sebagai bagian dari ekspresi rasionalitas. Dalam Islam secara umum dibangun atas dasar aksioma-aksioma yang diderivikasikan dari agama Islam. Dan aksioma dalam Islam :
Setiap pelaku ekonomi bertujuan untuk mendapatkan maslahah
  •  Maslahah yang lebih besar lebih disukai daripada yang lebih sedikit. Monotonicity maslahah yang lebih besar akan memberikan kebahagian yang lebih tinggi, karenanya lebih disukai daripada maslahah yang lebih kecil.
  • Maslahah diupayakan terus meningkat sepanjang waktu. Quasi concavity  karena jika seseorang menderita sakit maka ia akan berusaha mengobati sakitnya tersebut
Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk tidak melakukan kemubaziran (non-wasting)
  • Mencapai suatu tujuan, maka diperlukan suatu pengorbanan. Namun, jika pengorbanan tersebut lebih besar dari hasil yang diharapkan, maka dapat dipastikan bahwa telah terjadi pemubaziran atas suatu sumber daya.
    Perilaku mencegas wasting ini diinginkan setiap pelaku tidak ingin terjadi pengurangan dari sumber daya yang dimiliki tanpa konpensasi berupa hasil yang sebanding
Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk meminimumkan resiko (risk aversion)
Resiko adalah sesautu yang tidak menyenangkan dan oleh karenanya menyebabkan menurunkan maslahah yang diterima. Resiko dibedakan :
  • Resiko yang bernilai (worhed Risk), yaitu resiko (risk) dan hasil (return). Worthed jika dan hanya jika resiko yang dihadapi nilainya lebih kecil daripada hasil yang akan diperoleh
  • Resiko yang tak ternilai (unworthed Risk),  ketika nilai hasil yang diharapkan lebih kecil dari resiko yang ditanggung ataupun ketika risiko dan hasil tersebut tidak dapat diantisipasi dab dikalkulasi
Setiap pelaku ekonomi dihadapkan pada situasi ketidakpastian
Kemunculan risiko dalam banyak hal dapat diantisipasi melalui gejala yang ada. Gejala yang dimaksud di sini adalah adanya ketidakpastian (uncertainty) yang akan dapat menimbulkan resiko (dual dari resiko)

Setiap pelaku berusaha melengkapi informasi dalam upaya meminimumkan risiko 
Dalam kondisi ketidakpastian, setiap pelaku berusaha untuk mencari dan melengkapi informasi serta kemampuannya. Hal ini kemudian digunakan untuk mengkalkulasi apakah suatu risiko masuk dalam kategori worthed atau anworthed sehingga dapat  ditentukan keputusan apakah akan menghadapi resiko tersebut atau menghindarinya.

Aksioma-aksioma yang lain :
  1. Adanya kehidupan setelah mati
  2. Kehidupan akhirat merupakan akhir pembalasan atas kehidupan di dunia
  3. Sumber informasi yang sempurna hanyalah Alqur’an dan Sunnah.
Yang mendasari Maslahah :
  1. Maslahah fisik
  2. Maslahah intelektual
  3. Maslahah antargenerasi dan waku
  4. Maslahah agama dan
  5.  Maslahah materi kekaya
Etika dan Rasionalitas Ekonomi Islam
Ekonomi konvensional perilaku etis dipandang sebagai perilaku tidak rasional, seringkali diartikan seagai pengorbanan kepentingan individu atau material untuk mengedepankan kepentingan sosail atau nonmaterial.

Secara umum, moral didefinisikan sebagai standar perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat (benar) ataukah tidak (salah).
Etika, filosofi atas suatu standar moral setiap masyarakat dapat berbeda-beda.

Syariah, Fiqh, dan Ekonomi Islam
Kelengkapan informasi agar dapat meraih falah, yaitu fakta empiris (ayat kauniyah) dan pemberitahuan langsung dari Pencipta alam semesta ini (ayat qailiyah).

Fungsi syariah :
  • Kemampuanya dalam memahami fenomena sosial tidaklah sempurna sehingga informasi yang bersumber langsung dari Tuhan-lah yang lebih sempurna
  • Memberikan kontrol terhadap perilaku manusia agar  manusia terselamatkan dari tindakan yang merugikan, yaitu menjauhkan dari falah
  • Syari’ah, seperangkat peraturan atau ketentuan dari Allah untuk manusia yang disampaikan melalui Rasul-Nya. Hal mendasarnya : keimanan, moral dan fiqh serta kodifikasi hukum
Beberapa kaedah pokok :
  1. Pada dasarnya bentuk muamalah adalah dibolehkan kecuali jika terdapat  larangan dalam Alqur’an dan Sunnah.
  2. Hanya Allah-lah yang berhak mengharamkan & menghalalkan suatu hal. Manusia hanya memiliki hak untuk ber-ijtihad, yaitu menafsirkan atas apa yang dijelaskan oleh Alqur’an dan Sunnah
  3. Sesuatu yang bersifat najis dan merusak harkat manusia dan lingkungan adalah haram.
  4. Sesuatu yang menyebabkan kepada yang haram adalah haram
  5. Tujuan atau niat baik tidak dapat membuat yang haram menjadi halal.
  6. Halal dan haram adalah berlaku bagi siapapun yang Muslim, berakal dan merdeka
Keharusan dalam menentukan skala prioritas dalam pengambilan keputusan, yaitu :
  • Menghindari kerusakan lebih diutamakan daripada mencari kebaikan.
  • Kepentingan sosial dan luas diutamakan daripada kepentingan individu yang sempit
  • Manfaat kecil dapat dikorbankan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar
  • Bahaya kecil dapat dikorbankan untuk menghindari bahaya yang lebih besar.
Kerangka Metodologis Ekonomi Islam
  1. Kebenaran dan kebaikan, teori adalah seberapa jauh teori tersebut benar, yaitu mampu mengungkapkan kenyataan yang hidup di dunia nyata. Kalau suatu teori tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada dataran empiris, maka teori tersebut dikatakan ‘tidak benar’ atau salah.
  2. Metodologi Ilmu Alam vs metodologi ilmu sosial, dipengaruhi decision rule yang digunakan yaitu prosedur dan kebijakan yang mentukan bagaimana seharusnya pengambil keputusan memproses informasi yang ada.
  3. Objek Ekonomi Islam
Metodologi
Kajian tentang prinsip-prinsip yang menuntun manusia di setiap cabang ilmu pengetahuan untuk memutuskan apakah menerima atau menolak proposisi atau pernyataan tertentu sebagai bagian dari sistematika ilmu pengetahuan secara umum ataupun disiplin yang ditekuninya.

Dari segi metode yang dipergunakan sejarah menyatakan bahwa para Ulama terdahulu kebanyakan mempergunakan metode penalaran, jika Alqur’an, sunnah maupun ijma’ tidak menyediakan jawaban, melalui berbagai bentuk analisis seperti Qiyas, Istihsan, Masalih al mursalih dsb.

Ekonomi Islam Paradigma baru atau lama ?
Baru karena memperbaharui yang telah usang dengan menyuntikkan semangat eksplorasi ilmiah yang baru berdasarkan formulasi sintesis atas metodologi usuf fikih dengan metodologi ilmu konvensional.

Asal, mengingat kembali pada sistem etik ekonomi Islam yang telah dikembangkan para pendahulu kita beberapa abad yang lampau, sama sekali tanpa mengurangi makna suntikan semangat ilmiah yang baru dari metodologi ilmu ekonomi konvensional

Isu yang mendasar
Bagaimana kita mendefinisikan ilmu (dan sistem) ekonomi Islam, yang berimplikasi pada munculnya pertanyaan tentang sejak kapan ilmu (dan sistem) ekonomi Islam berlangsung.
Konsekuensinya, tentang bagaimana menurunkan ketentuan syari’ah menjadi alternatif solusi bagi perkembangan ekonomi modern.

Apakah untuk kasus ilmu ekonomi, kemudian Islamisasi merupakan jalan penyelesaian yang tepat dan bagaimana bentuknya.

Kelahiran paradigma baru
Persoalan ekonomi mendasar yang dihadapi umat manusia sekarang adalah munculnya suatu pandangan yang menempatkan aspek material yang bebas dari dimensi nilai pada posisi yang dominan.

Pandangan hidup yang berpijak pada ideologi materialisme inilah yang kemudian mendorong perilaku manusia menjadi pelaku ekonomi yang hedonistik, sekularistik dan materialistik.

Inilah yang kemudian membawa malapetaka dan bencana dalam kehidupan sosial masyarakat.

Fenomena Sosial
  • Perilaku manusia didasarkan pada paradigma ilmu ekonomi yang cenderung berbicara dalam dataran ekonomi positif (postive economics) yang menekankan aspek efisiensi alokasi sumber daya ekonomi dengn maksud untuk tetap menjaga objektivitas ilmu
  • Model masyarakat yang dikembangkan dalam ekonomi modern beranjak dari tradisi masyarakat barat yang sekuler.
  • Tradisi pemikiran Neoklasik menempatkan aspek individualisme, naturalisme, dan utilitarianisme pada posisi yang sentral dalam membangun paradigma ilmu ekonomi sehingga teori dan model yang dikembangkan adalah rumusan diorientasikan pada aspek-aspek materiala.


Al Hajj (22) ayat 65, ‘Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang kepada manusia’
QS. Al-Jatsiyah (45) ayat 13,’Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
QS Al-Isra (17) ayat 85, ‘Dan mereka kepadamu tentang ruh. Katakanlah:”Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.


sumber :
Disampaikan pada kuliah Ekonomi Islam oleh Sulistyantoro, SE.MM